Bahasan Seputar Masa Orientasi Siswa
Konon, Masa Orientasi Siswa atau MOS merupakan masa perkenalan bagi para siswa baru baik itu jenjang SMP, SMA/SMK, bahkan bangku kuliah. Kapan MOS yang lebih top disebut Ospek ini dimulai? Apa ada yang tau? Tujuan MOS ini sebenarnya adalah sebagai perkenalan bagi siswa2 baru dengan lingkungan sekolahnya yang baru. Selain itu MOS dimaksudkan untuk mencairkan rasa canggung antara junior dengan senior. Namun saat ini dibeberapa sekolah atau Universitas, MOS malah memiliki arti yang salah. Sebagian merngartikan MOS sebagai ajang balas dendam para Senior atau apa yang dialaminya dulu kepada para Juniornya. Hampir setiap tahun belakangan ini tersiar kabar kematian dikarenakan kekerasan fisik yang terjadi saat MOS. Mungkin masih ingat dibenak kita menganai kejadian 15 Juli lalu i Jawa Timur.
Berkenaan dengan perlu atau tidaknya MOS kembali lagi pada tujuan dasarnya. Jika tujuannya sekedar untuk balas membalas dalam mengerjai dan menyiksa Junior ya mendingan ga perlu. Jika melihat dari pengalaman MOS yang pernah saya rasakan, maka saya akan mengatakan bahwa MOS itu perlu. Saya lulusan SMP PGRI dan SMA Negeri 1 Rancaekek. Mungkin beberapa yang tau mengenai SMAN 1 Rancaekek mungkin yang seangkatan dengan saya tau apa yang terjadi saat itu... Tapi bagi saya biasa saja karena mungkin saya sudah terbiasa 'hidup keras', tapi bagi orang-orang yang sejak kecil sehari-harinya lebih banyak dirumah atau mengenyam pergaulan dan bermain permainan yang SAFETY, tentu nyalinya bakalan ciut, atau lebih parah malah lepas kontrol dan lebih beringas. Entah bagaimana dengan Anda...
Ok, saya bakalan mencoba bercerita sedikit pengalaman saya tentang MOS. Waktu SMP sepertinya gak perlu saya ungkit, karena memang biasa aja dan tidak ada pengalaman berharga, seru ataupun mengerikan. Dengan kata lain HAMBAR. Berbeda dengan saat masuk SMA.
Wuih rasanya bagai dikekang aja, bisa dibilang bagai di neraka. Yupz, seperti dineraka, hanya bedanya nggak ada kontak fisik. yang ada malah kontak fisik antar Junior. Hal yang paling parah adalah kami (para junior/siswa baru) disuruh jalan jongkok, bawa barang-barang yang gak wajar (tas aja musti pake karung) dan disuruh saling jewer kuping. Emang gila banget tuh para senior. Huh... capek dan keselnya bukan main. Tapi dari kegilaan tersebut ada manfaatnya saat berada dalam keadaan dan lingkungan saat itu. Tapi mungkin ada juga beberapa junior yang menyadari manfaatnya entah satu atau dua orang, tak tahu pasti lah saya. Segitu dulu ah ceritanya, udah malam nee...
Namun, meskipun cape dan mengesalkan banget sungguh banyak hal yang bisa saya petik dari sana. Sebuah pengalaman yang sangat berkesan dihati. Pengalaman yang tak pernah bosan untuk diceritakan. Pengalaman yang mengajarkan saya tentang pertemanan, persahabatan, mentalitas diri, meningkatkan kedewasaan yang secara tidak langsung mengatakan bahwa junior dan senior itu sama saja, sama-sama pelajar SMA yang nantinya bergelut menimba ilmu lingkungan yang sama, di SMA Negeri 1 Rancaekek.
Ya kira-kira begitulah yang bisa saya simpulkan. Setelah itu saya mulai mengenal banyak senior dan juga alumni serta guru-guru, bercanda, nongkrong bareng, berdiskusi, dll bersama senior dan alumni hingga sekarang. Bagi saya pribadi senior adalah orang yang tepat untuk dicecar dengan pertanyaan seperti karakter-karakter guru, meminta pendapat, dll karena mereka memang lebih tau dan bisa saya bilang banyak diantara mereka yang hebat dalam berorganisasi.
Sampai saat ini bila berbicara atau membahas seputar MOS selalu saja ada kaitannya dengan yang namanya kerasan, padahal sebenarnya kan tidak begitu. Mungkin tata pengawasan sekolah yang kurang sehingga senior merasa ‘bebas’ untuk berbuat terhadap juniornya. Jadi saya kira dalam pencegahan kekerasan dalam Masa Orientasi Siswa perlu didampingi oleh guru pembimbing yang selalu sedia mengawasi setiap jalannya kegiatan MOS. Begitu saya kira... bila ada tambahan silakan tambahkan pada box komentar...