Gempa dan Tsunami di Jepang
Jum'at siang kemaren sekitar jam 2 lebih ketika saya sedang berada di bank untuk melakukan setoran tunai terlihat berita cukup heboh di sekotak televisi yang terletak di ruang lobi, berita tersebut menampilkan sebuah bencana besar terjadi di Jepang. Gempa bumi berkekuatan 8,9 skala richter diikuti tsunami setinggi 10 meter ini menelan banyak korban jiwa dan ribuan kendaraan seperti perahu, mobil dll hanyut terseret air bah dari laut. Lokasi kejadian diperkirakan 125 km di lepas pantai timur Jepang pada kedalaman 10 km. Bencana ini mengakibatkan kota-kota di pantai timur Jepang hancur total dan menimbulkan pusaraan air yang cukup dalam di pusat gempa.
Gempa juga menyebabkan terjadi kebakaran dan menyapu perumahan, ladang, bandara, jalan-jalan raya dan berbagai fasilitas lainnya. Ratusan rumah terbakar, sedangkan sungai yang terletak di kota Natori meluap karena tsunami. Di Sendai tsunami menghancurkan sebagian besar kota dengan menggusur bongkahan sampai dari rumah-rumah dan kapal-kapal serta mobil yang hancur semuanya tergusur terus ke tengah daratan kota. Adapun kebakaran hebat terjadi di kilang bahan bakar Chiba. Tangki bahan bakar berukuran raksasa terbakar hingga susah padam.
Perdana Menteri Jepang, Naoto Kan menyatakan akan melakukan apapun untuk memperkecil dampak dari bencana besar ini. Stasiun tivi di Indonesia salah satunya yang saya tonton adalah tvOne tak hentinya memberikan kabar tentang bencana Gempa dan Tsunami Jepang ini dalam acara BREAKING NEWS. Diberitakan juga bahwa 20 negara yang berada di kawasan pasifik akan terkena dampak dari tsunami di Jepang ini. Beberapa negara tersebut di antaranya: Rusia, Filiphina, Taiwan, Indonesia, Selandia Baru, Hawai dan beberapa negara bagian di Amerika. Satu kabar yang belum saya puaskan adalah mengenai sebuah kapal yang terjebak di pusaran air raksasa pusat gempa.
Akibat dari bencana besar ini aktivitas di Jepang lumpuh total di daerah yang terkena bencana. Bahkan yang paling dikhawatirkan pemerintah adalah bocornya pembakit listik tenaga nuklir yang kemungkinan besar menyeret warga sekitar terkena dampak radio aktif. Dan hal yang ditakutkan ini hampir saja terjadi karena dua reaktor nuklir rusak pendinginnya. Untuk itu warga sekitar diungsikan agar menjauh beberapa kolimeter dari lokasi reaktor tersebut.