Oleh | Dibuat | Dibaca 2.466 kali | 0 komentar

Baru-baru ini saya mempunyai PR pribadi untuk menggali tentang apa itu sosiopreneur. Ya sekedar mencoba sharing aja, soalnya saya belum terlalu paham makna sesungguhnya, tapi apa salahnya apa yang dapatkan bisa dishre kembali kepada sabahat Blog AJN. Mudah-mudahan saja bisa bermanfaat, khususnya buat saya pribadi dimana artikel ini adalah sebagai pengingat kembali bagi saya, dan berbagi info untuk sahabat Blog AJN semuanya :).

Apa itu Sosiopreneur?

Pada awal pengenalan, kemarin saya telah mendapatkan deskripsi singkat dari kerabat saya, Kang Ariep. Dijelaskan secara singkat bahwasanya sosiopreneur itu berbeda dengan "enterpreneur". Dimana enterpreneur fokus utamanya adalah bisnis dan mencari keuntungan materi, namun sosiopreneur lebih menitikberatkan pada solidaritas atau hubungan sosial masyarakat. Dengan kata lain sosiopreneur akan terus berjalan meskipun tidak ada profit, namun kelebihannya adalah sosiopreneur meskipun tidak ada profit mampu memberikan sisi manfaat bagi masyarakat.

Dalam bahasa lain bisa juga dijelaskan bahwa sosiopreneur adalah seorang enterpreneur atau pengusaha yang memperoleh kesuksesan materi dan non materi dengan cara membangun dan mengembangkan komunitas disekitarnya, sehingga komunitas disekitarnya mendapat kehidupan lebih baik.

Gimana sih Sosiopreneur?

Di era media sosial seperti sekarang ini, berwirausaha bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan, karena meraihan konsumen dalam jumlah besar dapat dicapai dalam waktu yang relatif cepat dan tentu saja hasil yang dicapai pun bisa luar biasa. Hal ini bisa terjadi karena memang media sosial adalah sesuatu hal yang sedang trend saat ini.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi entrepreneur makin hari semakin tidak mudah, kalau paradigma yang digunakan masih menggunakan model bisnis tradisional. Sosiopreneur dapat dijadkan sebagai solusi untuk mengikuti update dan perkembangan zaman pada bisnis.

Bisa dikatakan bahwa model usaha sekarang sudah sangat berbeda jika dibandingkan dengan priode awal 1990-an saat Internet masih dalam fase tumbuh-kembang. Korporasi besar yang tidak atau bahkan lambat dalam mengantisipasi dan memanfaatkan teknologi informasi ternyata berpeluang untuk menggandeng nasib naas.

Di era sosial media ini harus semakin memiliki kedekatan dan pendekatan yang intens dengan konsumen. Kita harus memiliki kepekaan tinggi untuk mendengar apapun omongan konsumen, kalau tidak ingin memperoleh omelan orang sejagat, termasuk mereka yang bukan customer. Yapz, konsumen zaman sekarang sudah benar-benar melek akan informasi, tidak lagi gampang percaya dengan iming-iming dan penjelasan bagusnya sebuah produk yang ditawarkan. Banyak diantaranya yang menggali informasi dulu sebelum akhirnya memilih sebuah produk untuk digunakan.

Kunci dari sosiopreneur ini adalah kedekatan dalam membangun networking atau hubungan. Dalam dunia usaha atau bisnis, ini adalah sesuatu yang teramat penting, karena dengan tingkat kedekatan ini akan membangun sebuah sejarah bisnis dengan pola baru antara dunia usaha dan stackholdernya. Jadi bisnis yang dijalankan tidak berjalan atas dasar bisnis semata, tapi ada basis dimensi sosialnya juga.

Sudahkah bisnis sosioprener ini ada? Mana contohnya?

Sebagai bahan contoh, saya akan sedikit mengulas salah satu tokoh yang saya yakin para pengguna jejaring sosial sudah mengenalnya, Mark, sang pendiri Facebook.

Silahkan coba googling mengenai sejarah Facebook, dan coba perhatikan gimana perkembangannya sampai sekarang. Facebook yang lahir pada tahun 2004 tidak sehebat dan semenguntungkan sekarang, tapi kita lihat bagaimana Facebook sekarang? Facebook telah menerobos berbagai dimensi sosial dan bisnis. Facebook sendiri pada mulanya bukan media sosial dengan fitur yang kita kenal sekarang. Mulanya facebook itu user mengupload dua foto dimana kedua foto itu akan di-vote oleh user lain, poto manakah yang terbaik. Seiring dengan waktu anggotanya terus bertambah. Dan pada tahun 2009, Facebook mulai poplar mengalahkan salah satu jejaring soaial yang populer pada 2007an, Friendster.

Sejak 2012 Facebook terus melebarkan sayapnya menju sisi bisnis lainnya (tidak hanya advertising), tapi merambah ke segala sisi, mulai dari gaming, aplkasi, mobile bahkan sistem integrasinya telah marak digunakan. Oke sejarah lengkap facebook bisa sahabat AJN coba cari di Google, karena kalau dijelaskan terlalu banyak space blog saya ini gak akan muat.

Oke kita lanjutkan saja.

Bagaimana menjadi sosiopreneur?

Sebenernya kalau harus menjelaskan gimana pastinya saya juga belum tentu bisa, tapi kalau berdasarkan beberapa penjelasan di atas, cara yang bisa dilakukan bisa digambarkan seperti berikut.

Langkah pertama yang harus diambil adalah mengamati lingkungan sekitar, kita perhatikan ada siapa saja, sumber daya yang ada apa saja, sarana yang perlu diberdayakan atau diadakan apa saja dan tentunya bila sudah siap membangunnya dilakukan secara bersama.

Kemudian menentukan apa saja yang disukai dan dikuasai untuk bekerjasama dalam membangun sebuah kebutuhan.

Setelah itu, tentukan rencana kerja, sistem kerja, uji layak dan lain sebagainya

Memulainya

Bilai sudah berjalan hasilnya tentu akan dirasakan secara bersama. Bila memang membantu masyarakat, bisa saja maju lagi ke arah bisnis yang tentunya akan membuahkan profit yang dalam hal ini membantu juga dalam kelangsungan aktivitas.

Oya ada satu hal yang sangat penting soal sosiopreneur ini, yaitu komitmen. Tanpa adanya komitmen yang serius sosiopreneur hanya akan menjadi label semata.

Baiklah segitu dulu penjelasan seputar sosiopreneur dari saya, mudah=mudahan bermanfaat khususnya buat saya pribadi. Kalau sahabat Blog AJN mau menambahkan sangat dipersilahkan lewat komentar. Terima kasih

IBX5A4393D5E2AD7